novasi pria satu ini dalam melakoni bisnis dapat dikatakan anti-mainstrem. Biasanya orang menjual air isi ulang dalam galon hasil penyulingan, namun Arisma Yuri memilih air yang dijualnya dengan cara direbus dulu sampai matang.
Arditono – Solok Selatan
Terbukti caranya itu mendapat respon positif dari konsumen tempat dia berusaha, di Jorong Sungailande Nagari Lubukgadang Timur, Kecamatan Sangir, Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat (Sumbar). Kini usaha yang dirintis sejak 2015 itu sudah laku pesat.
Arisma Yuri mengaku dalam menekuni usahanya itu tidak hanya berbisnis semata, namun juga betekad berkontribusi dalam bidang kesehatan.
Proses produksi air isi ulangnya itu seperti merebus air pada biasanya. Arisma memasak airnya di dalam dandang dan air yang sudah matang dimasukan ke dalam dandang untuk proses pendinginan sebelum dimasukan ke dalam galon.
Setiap hari dia menggunakan enam buah dandang. Dua digunakan untuk memasak dan empat lainnya untuk pendinginan.
Hal itu dilakukan di depotnya yang berupa ruangan semi permanen berukuran 3×4 meter. Di bagian depan bertuliskan merek Depot Air Minum Amanah Isi Ulang Air Masak. Letaknya persis di pinggir jalan Kabupaten Solok Selatan.
Di bagian depan tidak terlihat salinan sertifikat izin dari Dinas Kesehatan setempat yang menyatakan usaha Arisma ini sudah berizin dan tidak ilegal.
Di dalam depot ini tidak akan ada alat penyulingan air isi ulang pada umumnya. Melainkan hanya tunggu masak yang menggunakan kayu bakar dan enam buah dandang ukuran besar.
Arisma menceritakan, awal mula dari berbisnis isi ulang air masak ini ketika dia bermain ke rumah saudaranya di Lubuklinggau, Sumatera Selatan (Sumsel). Di sana dia melihat ada perusahaan air panas.
Nah dari apa yang dilihat itu muncul ide menjual air isi ulang dalam galon yang airnya sudah dimasak. Maka dilakukan pemasaran perdana pada 2015 dengan memilih daerah sekitar Jorong Sungailande selama sebulan.
Waktu itu pria ini menjual air isi ulang masak dengan harga Rp6 ribu per galon. Harga itu plus diantarkan ke rumah. Bagi yang mau menjemput ke depot harganya didiskon menjadi Rp5 ribu per galon.
Awalnya dia memasarkan air isi ulang masak ini menggunakan sepeda motor. Di atas sepeda motor itu dapat memuat lima galon. Semua itu dibawa berkeliling mencari pelanggan atau mengirimkan pesanan.
Dengan cara seperti itu dia bisa menjual 30-40 galon air per hari. Kini usahanya sudah berkembang dan mengantarkan air dengan menggunakan mobil pikap. “Setiap hari dapat memasarkan 90 galon sehari. Jumlah itu sebetulnya masih belum bisa melayani semua permintaan konsumen, karena belum bisa memenuhi kebutuhan airnya,” ujar Arisma Yuri pemilik depot air minum isi ulang rebus, saat ditemui Padang Ekspres (Jawa Pos Group), Minggu (12/6).
Volume penjualan sebanyak itu baru menjangkau Kecamatan Sangir, kawasan tempat tinggalnya. “Awalnya, penghasilan kotor dari Rp170-Rp240 ribu sehari, sekarang alhamdulillah sudah capai kisaran Rp500-540 ribu sehari,” kata Kepala Jorong Sungailande itu. Motivasi Arisma Yuri dalam menyediakan kemasan air rebus ini, selain bisa dikatakan higienis, juga memberikan layanan kesehatan yang bisa dijamin 99 persen, karena air dimasak sampai mendidih atau matang. Setiap hari kepala jorong mampu memproduksi 1.710 liter air panas dengan tiga kali merebus air. Setiap satu galon air yang dijual berisikan berisi 19 liter air. “Permintaan warga akan air rebus isi ulang tinggi, namun kesanggupan perebusan atau memasak air hanya enam dandang atau 90 galon,” katanya. Dalam merebus air ini, Arisma menggunakan kayu api. Untuk satu pekan dia membutuhkan satu truk. Kayu sebanyak itu dibeli seharga Rp850 ribu. (*/iil/JPG)